Penting atau tidaknya sebuah resolusi, tergantung kepada tujuan hidup masing-masing. Ciee…
Ada yang bilang kalau tidak berhasil membuat resolusi berarti tujuan hidupnya asal-asalan. Ada juga yang percaya kalau membuat resolusi acak-acakan maka hidupnya juga acak-acakan. Ada yang yakin jika resolusinya benar maka hidup bisa sukses.
Eh, katanya beriman kepada Allah? Kok pakai buat resolusi segala, berarti gak percaya donk dengan keputusan Allah SWT. Bukankah semua yang terjadi adalah kehendakNya?
Eits, jangan salah. Jika kamu berpikir untuk tidak perlu membuat resolusi karena semua yang terjadi adalah seizinNya, maka salah besar.
Padahal Allah sudah mengizinkan kita membuat resolusi melalui Q.S. Ali Imran 159 yang disampaikan bagi orang-orang yang sedang bermusyawarah : “Apabila kamu sudah membuat Resolusi (Azam) maka serahkanlah (tawakkal) kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang menyerahkan diri.”
Jadi, kita boleh kok membuat resolusi setiap hari, bulan, atau tahun. Tapi ingat, setelah buat resolusi kita pasrahkan semua kepada Allah. Itupun setelah bertawakal dan berusaha mewujudkan resolusi tadi. Jangan cuma berserah aja trus “pasrah bongkokan-istilah jawa-nya” kepada yang Maha Kuasa.
Lalu kenapa sih harus berserah? Karena kita tidak pernah tahu apakah resolusi yang telah dibuat pantas untuk kita. Karena hanya Allah yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Dengan berserah kita tidak akan kecewa jika resolusinya ternyata harus diresolusi lagi di tahun berikutnya. Hehehe
Ternyata eh ternyata, membuat resolusi tahunan itu tidak semudah mencatat dibuku trus… sim salabim abracadabra. Kita akan berubah menjadi apa yang kita inginkan sesuai dengan resolusi yang telah dibuat. Saya pun belum pernah berhasil membuat resolusi tahunan saya tercapai sepenuhnya. Kenapa? Karena saya tidak pernah membuat resolusi tahunan. Hohoho
Menurut Kang Dewa Eka Prayoga, itu tuh Dewa Selling, Business Coach, dan Penulis Buku Best Seller (Eheeemmm… banyak banget gelarnya ^_^), saat membuat resolusi tahunan bisa dibagi menjadi tujuh yaitu Spiritual, Family / Relationship, Social, Career / Business / Financial, Health, Leisure, Personal, dan Growth.
- Spiritual, meliputi hubungan dengan Sang Pencipta, ibadah, sedekah, ritual, keyakinan, ketaatan, kekhusyuan, dan lain-lain.
- Family / Relationship, meliputi hubungan komunikasi suami istri, keluarga, anak, orang tua/mertua, calon pasangan hidup, rasa sayang, perhatian, cinta, dan lain-lain.
- Social, meliputi kehidupan sosial, hubungan dengan tetangga, pertemanan, persahabatan, dan lain-lain.
- Career / Business / Financial, meliputi pekerjaan, bisnis, penghargaan, loyalitas, tunjangan, keuangan, omzet, income, profit, investasi, hutang, dan lain-lain.
- Health, meliputi kesehatan fisik, vitalitas, kebugaran, dan lain-lain.
- Leisure, meliputi kenikmatan hidup, liburan, senang-senang, jalan-jalan, menyalurkan hobi, dan lain-lain.
- Personal Growth, meliputi pengembangan diri, pertumbuhan pribadi, prestasi, belajar, kursus, ikut pelatihan, seminar, baca buku, kepercayaan diri, visi, disiplin, dan lain-lain.
Setelah tahu ada tujuh area (yang pernah dibuat Dewa Selling) dalam membuat resolusi tahunan.
Kalau kamu? Apa resolusimu di tahun ini? Sudah hampir tutup tahun lhoo!!
Kalau kamu? Apa resolusimu di tahun ini? Sudah hampir tutup tahun lhoo!!
Whaatt?? Kamu belum bisa membuatnya? Sama... aku juga, hihihi
Lalu, kira-kira cara membuat resolusi yang baik itu seperti apa ya?
Kamu baca sendiri deh pada tautan berikut http://www.dewaekaprayoga.com/bisnis/cara-benar-membuat-resolusi-tahunan.
0 Comments