Ibu-ibu pernah baper gara-gara mitos kehamilan? Kalau
bapak-bapak mungkin pernah galau juga gegara istri percaya banget dengan mitos
seputar kehamilan?
Mitos, wacana tentang sesuatu yang diyakini, kadang-kadang
emang bikin baper atau sebel. Keberadaan mitos biasanya erat kaitannya dengan
adat istiadat yang bersifat tradisional. Tapi keberadaannya juga tidak bisa
disisihkan begitu saja, tidak semudah menutup buku, banyak hal yang harus
dilalui untuk merubahnya. Salah satunya mitos tentang larangan bagi ibu hamil muda yang beredar di
masyarakat tertentu.
Mitos tentang larangan untuk ibu hamil yang berkembang dan dipercaya ini
bisa mempengaruhi kualitas kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandung lho,
Bu. Apalagi jika ibu hamil sangat percaya pada mitos yang belum tentu kebenarnnya.
Belum lagi berbagai keluhan yang harus diatasi seperti mual dan muntah.
Padahal, kesehatan ibu akan sangat berpengaruh pada
kesehatan janin dan bayi yang akan dilahirkan. Jika ibu sehat, janin yang
dikandung sehat, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Hal tersebut akan menentukan kualitas kehidupan anak hingga dewasa kelak.
Kembali kepada mitos, beberapa ibu hamil mungkin percaya dan
jadi baper, namun ada juga yang tidak meyakini dan menganggap mitos pada ibu
hamil bagaikan sebuah dongeng belaka. Ada banyak sekali mitos tentang ibu
hamil, setiap daerah juga pasti berbeda. Berikut lima larangan untuk ibu hamil
(versi ibu). Namun benarkah hanya sekedar mitos?
1. Duduk di Depan Pintu
Ketika hamil, ibu selalu mengingatkan saya untuk tidak duduk
di depan pintu yang sedang terbuka. Saya tanya kenapa? Kata ibu nanti pas
waktunya melahirkan bayinya susah keluar. Oh ya? Dengan wajah penuh tahi lalat,
#eh penuh tanda tanya saya berpikir. Masa iya sih?
Secara logika sih ada benarnya juga. Coba bayangkan, ibu
hamil dengan perut buncitnya duduk di depan pintu yang sedang terbuka.
Bisa-bisa kalau ada orang lewat, saking bulatnya tuh perut dikira bola, hahaha.
Syukur-syukur gak sampai ditendang.
Memang tidak ada hubungannya duduk di depan pintu dengan ibu
yang susah melahirkan. Tapi jika dipikir, supaya orang yang lewat tidak
terhalang dan perut bulat selamat dari tendangan kaki nyasar #ihserem
2. Membuka Ikatan dengan Gunting atau Pisau
Ingat, jangan pernah membuka ikatan sesuatu dengan gunting.
Ibu menjelaskan dengan penuh wibawa. Berharap, anaknya yang sedang hamil, yaitu
saya menuruti larangannya. Lagi-lagi saya bertanya, dan ibu menjawab jika itu
akan mempersulit kelahiran. Kalau ingin lahiran lancar, turutin aja! Nah loe,
gemetar deh. Hehehe.
Apa hubungannya membuka ikatan pakai gunting dengan
melahirkan normal. Meskipun begitu aku menurutinya saja, maklum hamil anak
pertama aku jadi was-was dan ingin lahiran normal. Setiap kali hendak membuka
simpul pada plastik, saya buka dengan sabar. Meskipun jari sampai lecet, saya
tetap berusaha. Gunting sengaja saya jauhkan dari dapur dan saya simpan di
almari.
Lha, kalau di dapur selalu ada pisau. Sering tergoda untuk
menggunakannya jika tidak berhasil membuka ikatan suatu pembungkus. Tapi teringat
pesan ibu. Kupanggil dong suami untuk membantu membuka dengan pisau atau
gunting, yang penting bukan saya.
Baca juga yuk Puasa untuk Ibu Hamil, Boleh atau Tidak?
Baca juga yuk Puasa untuk Ibu Hamil, Boleh atau Tidak?
Tak terasa, selama hamil saya berhasil mematuhi perintah
ibu. Benar saja, saya melahirkan normal dan berusaha sekuat tenaga dan sabar
saat melahirkan. Barulah saya sadar jika pesan ibu untuk tidak mengunakan
gunting untuk membuka pembungkus adalah untuk melatihku bersabar.
Tidak kalah pentingnya adalah keinginan kuat yang ditanamkan
ibu, “jika ingin melahirkan normal, jangan ini dan itu”. Jadi jangan
berprasangka buruk dulu saat ada pesan aneh ketika teman-teman hamil. Pasti ada
hikmahnya.
3. Makan di Kamar Tidur
Sempat takut juga ketika ibu melarangku makan di dalam kamar
tidur, alasannya karena dapat mengakibatkan sang ibu ketiduran saat melahirkan.
Percaya gak ya?
Mari berpikir lagi, untuk apa juga makan di dalam kamar? Toh
sudah ada meja makan, entah di dapur atau ruang makan. Ya, siapa tahu aja ibu
hamil ingin ngemil sambil rebahan di tempat tidur. Memang ibu hamil suka
aneh-aneh, dan kalau gak diturutin bisa ngambek seminggu, #eh, hehehe.
Sebaiknya ibu hamil menghindari makan di tempat tidur,
selain untuk menjaga kebersihan tempat tidur juga tidak baik dari segi
kesehatan. Apalagi jika dilakukan sambil berbaring, bisa mengganggu pencernaan.
Jadi, tidak ada salahnya menganggap mitos sebagai hal yang
positif. Tidak harus percaya, hanya mengunakannya jika ternyata ada dampak
positifnya, why not?
4. Membunuh Hewan dengan Sengaja
Mitos yang satu ini tidak hanya membuat ibu hamil baper,
tapi juga suami jadi galau. Pasalnya, tidak hanya ibu hamil yang dilarang
membunuh hewan tapi juga sang suami. Semua jenis hewan, jika perlu semut dan
kecoa juga. Kalau nyamuk? Bisa bentol-bentol dong kalau gak dibasmi, hehehe.
Mengapa? Konon bayi yang dilahirkan akan memiliki tanda atau
karma dari hewan yang dibunuh.
Untuk mitos membunuh hewan, ibu saya punya pengalaman yang
kata beliau nyata, sehingga ibu selalu mengingatkan saya untuk membunuh hewan,
apapun itu, selama hamil.
Ceritanya nih, kakak saya punya jari kaki tanpa kuku yang
melengkung mirip kepiting (istilah jawanya “kuther”). Singkat cerita, saat
hamil ibu hendak memasak kepiting dan memotong kaki kepiting. Ibu kasihan
melihat kepiting yang mau dimasak tersebut. Eh, kakak saya lahir tanpa kuku di
jari kakinya dan mirip kepiting. Astaghfirullah T_T
Lalu saya tanya ibu, saat beliau mengandung kakak, apakah
asupan gizi dan vitamin terpenuhi? Jawaban ibu membuat saya tersenyum dalam
hati, karena ternyata ibu memang tidak mendapatkan tambahan vitamin padahal
beliau hidup kekurangan dan makan seadanya. Bisa jadi bayi kakak saat di dalam
kandungan kekurangan gizi sehingga pertumbuhan bagian tubuhnya tidak normal.
Namun begitu, saya tetap hati-hati saat dengan tidak membunuh hewan secara sembarangan. Bukankah hewan juga ciptaanNya yang ingin hidup, sama seperti kita. Kecuali yang berbahaya saya usahakan untuk tidak membunuhnya. Saya juga lebih memilih memasak ikan yang sudah mati daripada harus menjadi pembunuh, hehehe. Tapi sejauh saya hamil, tidak ada pengaruh apa-apa kepada bayi saya meskipun pernah membunuh hewan, seperti kecoa, semut, nyamuk, lipan, dan ayam.
Namun begitu, saya tetap hati-hati saat dengan tidak membunuh hewan secara sembarangan. Bukankah hewan juga ciptaanNya yang ingin hidup, sama seperti kita. Kecuali yang berbahaya saya usahakan untuk tidak membunuhnya. Saya juga lebih memilih memasak ikan yang sudah mati daripada harus menjadi pembunuh, hehehe. Tapi sejauh saya hamil, tidak ada pengaruh apa-apa kepada bayi saya meskipun pernah membunuh hewan, seperti kecoa, semut, nyamuk, lipan, dan ayam.
Satu hal yang bisa kita pelajari adalah mitos “jangan
membunuh hewan” saat hamil adalah mengajarkan kepada ibu hamil untuk menyayangi
makhluk hidup, termasuk binatang. Jikalau ada bayi yang terlahir cacat, bisa
jadi kurangnya asupan gizi yang menyebabkan pertumbuhan organ saat di dalam
kandungan kurang sempurna. Dan yang pasti semua yang terjadi di dunia ini
adalah kehendaknya, seorang ibu hendaknya bersabar, mungkin itu sebuah cobaan.
5. Mengejek, Memaki, atau Mengumpat
Siapa sih yang tidak sakit hati saat diejek atau dimaki? Ibu hamil dilarang mengejek orang cacat (fisik ataupun
mental). Kata ibu saya, kelak bayi yang dilahirkannya akan memiliki kelainan
atau cacat yang serupa dengan orang yang ditertawakannya/diejek. Selain itu
juga tidak boleh memaki atau mengumpat orang lain, siapapun mereka. Mengapa?
Masih kata ibu saya, dikhawatirkan mereka yang dimaki akan mendoakan hal buruk
kepada kita. Naudzubillah!
Kalau pantangan yang satu ini bukannya tidak harus
dipercaya, tapi memang harus dipatuhi. Sebetulnya, meskipun mitos ini tidak
beredar, siapapun tidak boleh mengejek, memaki, ataupun mengumpat. Coba kalau
Anda yang diejek, mau? Kalau Anda yang dimaki, bersedia?
Jadi, ibu hamil diusahakan untuk tidak mengejek, memaki, atau mengumpat orang lain. Diharapkan ibu hamil mendapatkan doa yang terbaik untuk kesehatan ibu dan anak, agar terlahir dengan selamat. Bukannya percaya pada akibat dari mitos tersebut (bayi akan cacat seperti orang yang diejek), tapi efek positif yang ditimbulkannya.
Jadi, ibu hamil diusahakan untuk tidak mengejek, memaki, atau mengumpat orang lain. Diharapkan ibu hamil mendapatkan doa yang terbaik untuk kesehatan ibu dan anak, agar terlahir dengan selamat. Bukannya percaya pada akibat dari mitos tersebut (bayi akan cacat seperti orang yang diejek), tapi efek positif yang ditimbulkannya.
Itulah lima larangan pada ibu hamil versi ibu saya, bukan sekedar mitos jika kita bisa mengambil hikmahnya. Percaya atau
tidak tergantung kita sendiri. Intinya ibu hamil itu jaga kebersihan daerah kewanitaan, jaga kesehatan, dan pola makan.
Selain itu positif thingking dan tawakal juga sanga perlu tertanam di pikiran
dan hati dan pikiran ibu hamil.
29 Comments
Seperti kayak "jangan makan di depan pintu, jodoh bisa seret" gitu ya mbak?
ReplyDelete^_^
hahaha... iya bisa
DeleteMasi banyak mitos lain, seperti kalau keluar rumah harua bawa gunting, masuk rumah harus ke dapur dulu..ckcckck
ReplyDeleteEh kasian ya Kalo ga boleh menggunting. Kalau pekerjaannya tukang jahit bagaimana?
itulah mbak, yang penting kita positif thinking aja deh ya, lha wong pas hamil saya juga suka bikin craft dari flanel kok, hahaha
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletebener sekali mbak, bisa bisa nular ke anaknya ntar, hehehe
Deletemakasih sudah berkunjung
pergi tanpa membwa benda tajam, paling tidak kalau pergi kudu bawa jarum diselipin dompet.
ReplyDeleteHahaha, ini mungkin orang jawa tulen ya mas yang menerapkan, ibu saya gak pernah kalau nyuruh yang ini,
Deleteterima kasih kunjungannya
ngga boleh makan pisang dempet, ntar misal anaknya kembar jadi dempet juga.
ReplyDeleteiya mas, bener gak ya yang ini? berarti kalau anak gak kembar boleh dong ya? kan sekarang bisa USG, hehehe
DeleteKatanya juga sih gak boleh Mandi malem2 ya..lha tapi saya gampang sumuk pas Hamil ini jadi ya mandi aja tapi pake air anget hahah
ReplyDeleteada yang bilang gitu sih mbak, tapi klo malam pas sumuk ya mandi aja, hehe
DeleteHalo mb salam kenal
ReplyDeleteMitos-mitos itu juga ada di kampung halamanku mb, kalau saya sih tipe nggak percayaan, tapi selalu ambil hikmahnya. Tapi aku jg nggak coba2 sih heee
salam kenal juga mbak mei, mending gak usah coba-coba deh mbak, memang selalu ada hikmahnya ya. trima kasih telah berkunjung
DeleteGothak gathuk dadi mathuk ^^
ReplyDeletehahaha, iya mas
DeleteSeringkali orang-orang tua jaman dulu ga kasih tau alasannya, cuma bilang "ga boleh..", anehnya koq ya pada manut aja ya dulu hehehe..
ReplyDeleteSekarang-sekarang sih udah pada bisa menterjemahkan sendiri dengan logika.
Nice sharing, mba Eni, makasihhh :-)
sama-sama mbak wiwin, tapi anehnya semua larangan ortu jaman dulu itu punya sisi positif, cuman terkadang dianggap aneh karen kurang logis, hehe, baru deh sekarang bisa dinalar
DeleteIya yah...pantangan bumil banyak banget. Sebanyak penawaran menarik di priceza.co.id. Kalau dipikir2 semua pantangan emang ternyata ada maksudnya. Secara kalau diomongim to the point gitu, kitany gak ngegubris. Jadi diserem2in biar nurut... Hihi
ReplyDeletebener mbak
DeleteJadi kangen masa-masa hamil yang menakjubkan maks^^
ReplyDeleteHarusnya gak nunggu saat hamil kau soal ejek mengejek, hehehe
ReplyDeleteKalau hatinya sdh yakin, hal2 kaya gini malah bikin takut. Tapi gak papa kalau dihindari
ReplyDeletewah, percaya nggak percaya emang ya kalau mitos kadang masih ngeri kalau melanggarnya..
ReplyDeletestress saat hamil
Percaya ga percaya ya mba sama mitos. Tapi sebenarnya semua ada maksud baiknya
ReplyDeleteTeringat istri saya waktu hamil dulu suka baperan kalau lupa melanggar mitos seperti yang disebutkan pada artikel ini he he
ReplyDeleteSemoga sehat selalu bun sampe lahiran nanti.
ReplyDeleteKalau di Jawa semacam ini kental. Kalau di Sunda sepengatahuan ku gak begitu.
ReplyDeletecuma kadang mitos itu njelasinnya kurang jujur, jadi kesannya ga masuk akal
ReplyDeletekalo aku sih sekarang ngajarin ke anak2 dengan alasan yang jelas dan masuk akal saat ngelarang sesuatu
karena kadang kalo kecampur mitos, anaknya jadi ga percaya sama ortunya, kan bahaya