#ByeSedotanPlastik: Aksi Nyata Mengurangi Sampah Plastik

#byesedotanplastik - Apa yang telah teman-teman lakukan untuk mengurangi sampah plastik di bumi tercinta kita?

Kalau saya masih sebatas melakukan langkah sederhana untuk menjaga bumi. Pelan tapi pasti saya mulai mengurangi plastik meskipun kadang-kadang semangat kendor karena lingkungan sekitar.

Ya, berbuat baik itu belum tentu serta merta mendapat dukungan dari sekitar. Keluarga sebagai orang terdekat pun belum tentu bisa mengurangi sampah plastik, ya kan? Minimal memilah sampah lah ya sebelum diserahkan ke tukang sampah.



Namun, apakah lantas kita harus berhenti saat dukungan untuk menjaga bumi semakin melemah? Tentu saja tidak, saya memilih untuk terus memberikan contoh kepada orang-orang terdekat untuk menjaga lingkungan salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik.

Katanya nih untuk melakukan kebaikan tidak boleh hanya sekali dua kali saja tapi harus dilakukan berulang sehingga bisa menular. Lalu, upaya apa yang saya lakukan untuk mengurangi sampah plastik?
  1. Belanja menggunakan tas sendiri
  2. Membawa kotak makan dan botol/tumbler kemana-mana
  3. Menolak menggunakan sedotan plastik saat membeli minuman di warung, kafe, atau restoran
  4. Memilah sampah plastik untuk kemudian diserahkan ke bank sampah
Sederhana sekali, bukan? Tampaknya aja gampil tapi kadang berat juga dilakukan dengan alasan tas jadi berat, ribet, atau lupa. Ya namanya berjuang untuk menjaga bumi tentu saja berat jika dilakukan sendirian.

Berbeda jika dilakukan ramai-ramai atau bersama-sama yang tentunya akan lebih ringan. Seperti yang dilakukan oleh Climate Change Frontier yaitu komunitas pemerhati lingkungan yang mengampanyekan #byesedotanplastik untuk mengurangi sampah plastik.

Mengenal Lebih Dekat Climate Change Frontier (CCF)


Secara tidak sengaja saya bertemu salah satu pegiat di CCF yaitu Pak Alex (IGnya @alexander_yabez) saat jalan-jalan di Car Free Day (CFD). Kebetulan sekali saat itu Pak Alex bersama teman-teman CCF lainnya sedang mengampanyekan #byesedotanplastik di CFD.

Berdasarkan informasi yang saya baca dari web CCF, komunitas ini didirikan pada 13 Juli 2015 oleh Eko Baskoro. Awalnya bernama Climate Change Festival (CCFestival) yang tujuannya mengatasi rasa khawatir akan perubahan iklim secara global atau mereka menyebutnya "Stop Climate Change".

sumber: web Climate Change Frontier

Nah, untuk mengampanyekan kegiatan CCFestival menggunakan media entertainment seperti musik dan disk jokey, serta melakukan aksi tanam pohon, pembagian totebag gratis sebagai ganti tas plastik, bersih-bersih sungai. CCFestival juga melakukan kampanye di resto-resto, kafe, atau kampus tentang dampak perubahan iklim.

Pada tahun 2016 CCFestival berubah nama menjadi Climate Change Frontier (CCF) dimana tujuannya diperluas yaitu Concerned to nature Protection & Humanity. Hingga pada tahun 2018 CCF mendapatkan piagam penghargaan kemanusiaan dalam aksi cepat tanggap program Bersatu Hadapi Bencana.

Lalu, di tahun 2019 CCF fokus pada pengurangan penggunaan sedotan plastik melalui kampanye #byesedotanplastik. Namun, bukan berarti kampanye lainnya berhenti ya. Pembagian totebag gratis dan menyuarakan pembatasan ukuran kemasan botol plastik di bawah 500ml juga terus dilakukan sampai sekarang.

Hayooo... siapa yang masih suka beli minuman dengan kemasan botol plastik di bawah 500ml?Cuuung....

#ByeSedotanPlastik: Aksi Nyata Mengurangi Sampah Plastik

Ternyata apa yang saya pikirkan juga dipikirkan oleh pemerhati lingkungan lain loh, yaitu save our earth itu mustahil. Oleh karenanya harus ada upaya nyata meskipun berawal dari hal yang sangat sederhana, membawa botol minum dan totebag kemana-mana misalnya.

Seperti juga Climate Change Frontier yang melakukan kampanye #byesedotanplastik sebagai aksi nyata mengurangi sampah. Kampanye yang dimulai sejak Februari 2019 ini merupakan salah satu cara yang digagas untuk mengubah perilaku dan kebiasaan kita terhadap lingkungan sekitar. Sehingga CCF saat ini tujuannya Concerned to Nature Protection dengan cara menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar.

sumber: IG @climate_change_frontier


Saat tahu ada tim CCF yang sedang kampanye di Ijen Car Free Day, saya tidak menunggu waktu lama untuk mendekat. Selain tertarik dengan totebag gratisnya tentu saja pengin tahu lebih jauh apa itu CCF, insting saya sebagai reporter langsung muncul deh. Lumayan dapat materi buat posting, wkwkwk.

Menurut Pak Alex, tujuan akhir dari kampanye #byesedotanplastik adalah dibuatnya peraturan daerah tentang penggunaan sedotan plastik pada tahun 2020. Wow banget ya, optimis dan semangatnya itu lho patut diacungi jempol.

Tapi apa iya bisa? Tahu sendiri kan kalau saat ini masyarakat sudah terbiasa memakai sedotan. Beli jus di warung pakai sedotan, minum di kafe atau resto pakai sedotan, bahkan minum milkshake di rumah juga ada yang pakai sedotan. Ya Allah... ternyata masih banyak masyarakat yang enggak sadar kalau sampah sedotan bisa membahayakan makhluk hidup di laut.

Ya iya donk enggak bisa datang bawa konsep dan program aja ke pemerintah daerah, makanya CCF nih melakukan aksi nyata #byesedotanplastik untuk membuktikan bahwa sebenarnya banyak kok orang yang peduli pada lingkungan. Tidak sedikit loh ternyata resto, kafe, dan hotel yang bersedia mengurangi sampah sedotan plastik.

Oiya, CCF enggak kampanye ke masyarakat atau orang personal ya tapi langsung ke penyedia sedotan seperti resto, kafe, dan hotel. Nah, ide bagus kan ya? Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Hotel Aria Gajayana Malang bergabung dengan kampanye #byesedotanplastik (sumber: IG @climate_change_frontier)

Lalu, apakah tim CCF berhasil mengajak masyarakat mengurangi penggunaan sampah plastik? Iya donk! Pada bulan Maret 2019 sudah ada 38 partisipan yang bergabung dengan CCF. Diantaranya ada 15 hotel, 14 cafe dan resto, sisanya yakni perusahaan-perusahaan dan 5 sekolah.

Keren banget kan?

Bagaimana dengan teman-teman? Apakah kalian sudah mulai mengurangi penggunaan sampah plastik?

Langkah Sederhana Mengurangi Sampah Plastik


Saya pernah survei kecil-kecilan di WA grup tentang sampah plastik dan rata-rata anggota grup tersebut sudah mulai mengurangi penggunaan sampah plastik. Ada yang sudah menggunakan totebag untuk belanja, memilah sampah, dan juga mengurangi penggunaan sedotan.

Senang rasanya bisa berada satu grup dengan teman-teman yang juga tertarik untuk melestarikan lingkungan. Meskipun sebenarnya di rumah saya masih ada anggota keluarga yang belum sadar pentingnya mengurangi sampah plastik, huhuhu.

Nah, Climate Change Frontier punya tips berupa langkah sederhana untuk menjaga bumi dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.

1. Mengurangi Sampah Plastik

Langkah sederhana yang dapat teman-teman lakukan untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan membawa tas belanja sendiri. Memang sih kalau kita sendiri yang melakukannya tidak akan ada artinya. Tetapi jika kita mampu menularkannya kepada anggota keluarga yang lain, teman-teman, bahkan tetangga kan bagus tuh.

Apalagi sekarang totebag sudah familiar di masyarakat, pulang dari hajatan dan resepsi pernikahan biasanya dapat totebag kan? Ya udah enggak usah beli tinggal saya kumpulin aja buat belanja. Saya juga beli tas belanja dari karung tuh yang lumayan kuat dan awet.

Untuk pelaku industri, seperti swalayan atau pasar bisa menyediakan tas alternatif seperti tas dari kertas yang sekali pakai. Memang sih ada swalayan yang menerapkan tas berbayar tapi tetap aja tas plastik, hiks.

2. Mengurangi Botol Plastik

Teman-teman pasti sudah tahu kan kalau sekarang banyak sekali perusahaan air mineral yang memproduksi kemasan di bawah 600ml. Makin kecil dan makin banyak sampah. Kita beli, kita minum, kita nyampah, duh enggak banget deh ya. Iya ih murah tapi apa sebanding dengan dampak negatifnya terhadap lingkungan?

Mending bawa tempat minum sendiri aja deh ya daripada nyampah. Saya juga membiasakan anak-anak untuk membawa botol minum ke sekolah dan berharap menjadi kebiasaan positif bagi mereka hingga dewasa kelak.

Untuk pelaku industri bisa dengan membatasi ukuran kemasan botol dan tidak memproduksi kemasan botol di bawah 600ml karena akan cepat menjadi sampah.

3. Mengurangi Sedotan Plastik

Sedotan adalah benda kecil yang tampaknya sepele tapi dapat mengancam kehidupan mahluk lain. Mungkin teman-teman pernah mendengat berita tentang ikan-ikan di laut yang ditemukan banyak sampah plastik di perutnya. Kok bisa sih? Ya iyalaah karena plastik-plastik yang dibuang ke sungai berakhir di laut dan dimakan ikan. Termasuk sampah sedotan plastik yang tidak akan terurai dalam hitungan bulan.

Solusinya ya biasakan membawa sedotan sendiri atau minum tanpa sedotan. Terus kalau lipennya luntur gimana? Hahaha... Mending pakai lipen lagi deh daripada nyampah, wkwkwk. Kalau perlu sedotan ya beli yang stainless steel aja udah banyak kok di toko online dan harganya terjangkau.

Sedangkan untuk pelaku industri seperti hotel, kafe, dan resto bisa menyediakan sedotan plastik by request aja. Biasanya sih yang minta sedotan justru anak muda lho. Jujur aja ya adik saya tuh kalau beli minum di kafe atau resto selalu minta sedotan. Beda dengan emak-emak kayak saya yang lebih sadar akan pelestarian lingkunganm hehe.

Atau para pelaku industri juga bisa beralih ke sedotan non plastik. Tapi ya jangan gunakan prinsip sekali pakai ya karena biasanya konsumennya enggak mau. Sekarang toh udah banyak sedotan non plastik seperti sedotan jagung, sedotan bambu, atau sedotan kertas.

Bagaimana? Ternyata menjaga bumi bisa dilakukan dengan langkah yang sederhana kan?

Melakukan perubahan itu harus diawali dari diri sendiri, dari hal yang sangat sederhana, dan dimulai sekarang juga. Kalau bukan kita sendiri yang mengawali untuk menjaga bumi, siapa lagi?

Yuk, mulai mengurangi sampah plastik agar bumi tetap lestari untuk anak cucu kita nanti.

Mungkin teman-teman punya pengalaman tentang mengurangi sampah plastik? Yuk sharing di kolom komentar!



sumber
https://www.malangtimes.com
https://www.ccfrontier.com

Post a Comment

26 Comments

  1. wah setuju banget nih, enakan juga pake sedotan stainless yang ramah lingkungan :D

    ReplyDelete
  2. Untunglah aku selama ini ogah pake sedotan apapun Mba :D
    Jadi kalo minum langsung glogok2 dari gelasnya hehehehehe
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  3. wihh.. mantep nih.. hal kecil dari kita.. jika semua orang menerapkannya akan bisa berdampak besar... lindungi bumi kita...lanjutkan mbak... mantull

    ReplyDelete
  4. Aku nih mbak, sekrang suka gunain sedotan kayu kalau mau nyruput minuman hehe, terus bawa kotak bekel sendiri sama bawa tumblr buat air minumnya dari rumah , lebih praktis, simpel, hemat dan cinta lingkungan
    bye-bye sedotan plastik yah mba
    TFS Mbak Eni
    -rurohma[dot]com-

    ReplyDelete
  5. Pr banget buatku utk mengurangi pemakaian sedotan.. secara blom sedia sedotan sendiri.. sementara minum es di warung pake sedotan masih nikmat banget.. duhh.

    ReplyDelete
  6. Di beberapa tempat makan sekarang juga tidak menyediakan sedotan plastik. Di sekolah anakku juga sekarang tidak boleh bawa air mineral kemasan, harus bawa minum pakai botol minum sendiri.

    ReplyDelete
  7. Sedotan plastik ini sampah terbesar di Indonesia, karena begitu banyak digunakan dan buangnya juga seenaknya. Sedih banget kalau dengar para penyelamat laut Indonesia, setiap harinya mereka selalu menemukan sampah plastik berupa sedotan yang jumlahnya ribuan.

    ReplyDelete
  8. Beberapa resto, termasuk fast food, sudah tidak lagi memberikan sedotan. Kalau saya memang lebih suka minum langsung dari gelas

    ReplyDelete
  9. Tos, mba!
    Langkah kecil kita mirip-mirip ne!

    Aku juga setuju banget untuk kegiatan ini memang kudu dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat dulu.

    Mungkin tidak otomatis langsung mengubah dunia, tapi percayalah, itu pasti bermakna!

    Kalau pas kendor, yuk saling menguatkan!

    ReplyDelete
  10. Akupun jadi membiasakan bawa sedotan besi itu lho mba, di dalam tas, jadi gak pakai sedotan plastik biar ngurangin sampah

    ReplyDelete
  11. Yang sungguh bikin herannnn adalah perilaku penjual, minuman panas dipakein sedotan plastik. Sudahlah berpotensi toksik krn plastik terendam panas, juga bisa-bisa kaget juga ketika cairan panas tiba2 masuk mulut. Wkwkwk. Udah gitu nyampah pulak.

    ReplyDelete
  12. Iya nih aku juga udah stok sedotan stainless skr kalau kemana-mana dibawa. Semoga pelaku industri juga banyak yang mendukung program ini ya demi menyelamatkan lingkungan

    ReplyDelete
  13. Setuju banget kampanyenya, masih ada waktu untuk berubah ke arah lebih baik, semoga masyarakat Indonesia lebih peduli bahaya plastik untuk lingkungan kita ya

    ReplyDelete
  14. Perdanya nanti 2020 mba? Ok lah yang penting ada niat ke sana. Iya skrg aku juga pakai non plastik sedotan nya, bawa botol minum sendiri dan bawa kantong belanja kain

    ReplyDelete
  15. Waah keren banget ya mbak apa yang dilakukan CCF ini. Tidak hanya sebagai wacana tapi juga langsung turun tangan dan bisa membuat beberapa hotel dan resto mengganti sedotan plastiknya.

    ReplyDelete
  16. Aku kalau sedotan emang jarang pakai, cuma anakku sik susah kalau gelasnya gede gitu suka tumpah. Next PRnya bawa cangkir kecil kali yak. Karena aku gak aliran sedotan stainless juga, hehe.

    ReplyDelete
  17. Aku udah bawa tas belanja kalo ke mall, sementara botol bekas kadang masih pakai kalo sedang perjalanan. Karena enggak ada tempat buat isi ulang kan kalo di jalan. Sedotan plastik juga emang dari dulu enggak suka pakai, karena aku seringnya pesan minuman panas

    ReplyDelete
  18. aku yah sukanya gak pake sedotan sih Mba, btw aksi nyata ini akan jadi berat juga kalo tetap di produksi sih, oleh karena itu perlunya kerjasama semua pihak yah

    ReplyDelete
  19. Aku lebih suka ga pake sedotan sebenarnya cuman kadang kalo beli minuman dingin langsung aja penjual ngasih sedotan di gelasnya.

    ReplyDelete
  20. Aku kalau ke mcd skrng ga ada sedotannya... Di mulai dari resto besar sampe nanti di ikuti resto kecil ya

    ReplyDelete
  21. Iyab mba tindakannya harus dimulai dari diri sendiri y akupun dah mulai setiap hari bawa tote bag, sedotan stenless..smoga klo sadar semua mkin brkurang y smph plastik

    ReplyDelete
  22. Si rumah sudah mulai memilah sampah organik dan non organik lalu semua sedotan yang nyampe ke rumah dikumpulkan buat nanti kami kreasikan jadi kerajinan.

    ReplyDelete
  23. Aku udah mulai bawa totebag kemana-mana nih biar enggak banyak nyampah tas plastik. Sedotan juga udah mulai beli yang stainless agar enggak pake sedotan plastik lagi saat beli minuman.

    Sebenarnya edukasi tentang membuang sampah juga sama pentingnya dengan pelarangan penggunaan aneka kemasan plastik. Mendasar banget loh soal buang sampah ini. Banyak orang yang masih enggak sadar jika tempat yang paling baik untuk membuang sampah itu ya tempat sampah, bukan sungai, laut, ataupun kebun tetangga. *semi curcol :)

    ReplyDelete
  24. Yang bikin aku kepo, kalau sedotan yang bisa dipakai berulang ulang itu gimana nyucinya? Sempet kepikiran mau pakai, tp balik lagi nyucinya coba dikasih tutorial, krn panjang dan udah sedot minuman manis pasti nempel, cmiiw

    ReplyDelete
  25. Iyesss setuju banget.. sayangi bumi dari yg kecil2 ya. Mengurangi pemggunaan plastik terlihat sederhana tapi tampaknya luar biasa.,.

    ReplyDelete