Sudahkah Anda Menjaga Bumi dengan 5 Langkah Sederhana ini?

Save Our Earth adalah jargon yang sering terdengar saat hari bumi diperingati. Lalu saya berpikir bisa enggak ya menjaga bumi yang sangat luas ini? Apalagi dari hari ke hari kok tantangannya semakin besar. Kayak penggunaan plastik yang semakin merajalela (di daerah saya sih) atau orang yang enggak peduli dengan sampah, buang sampah seenaknya tanpa memikirkan akibatnya.

Entah sejak kapan saya mulai peduli pada lingkungan. Setiap kali bepergian fokus saya selalu ke sampah. Kenapa kok banyak sekali orang yang tidak peduli pada kebersihan lingkungan. Padahal kayaknya mereka terpelajar lho, lha pakai jas atau pakaian rapi gitu. Ada juga anak-anak sekolah yang jelas sudah diajari tentang cara menjaga kebersihan lingkungan, tapi tetap saja membuang sampah sembarangan.



Saat jalan-jalan ke Car Free Day (kenapa enggak rubbish free day juga sih?) saya melihat banyak sekali sampah berserakan. Kadang-kadang ada relawan yang memunguti sampah-sampah tersebut dan berkeliling sambil membawa kantong sampah yang besar (sampai dipegang berdua atau bertiga gitu). Saya yakin mereka berharap orang-orang mau membuang sampah di kantong yang dipegangnya. Sayangnya, masih banyak orang-orang yang enggak peduli dan tetap membuang sampah sembarangan.

Saya sampai heran loh, kok enggak ada pedulinya sama sekali dengan lingkungan. Padahal udah ada relawan yang bersedia keliling membawa kantong sampah masih saja dibuang sembarangan. huft. Apakah mereka tidak sadar kalau tindakannya merusak lingkungan yang juga artinya menurunkan kualitas alam. Apakah mereka juga tidak sadar kalau merusak bumi sama dengan membahayakan diri sendiri? Miris.

Menjaga Bumi dengan 5 Langkah Sederhana


Memang ya, tidak semua orang bisa menerima perubahan ke arah yang lebih baik. Solusinya ya cuma satu, mulai dari diri kita sendiri. Itulah mengapa saya bertekad untuk peduli pada lingkungan. Paling tidak anak-anak dan orang-orang terdekat saya juga mau berubah dan menjaga bumi.

Mungkin teman-teman pernah membaca kisah seseorang yang ingin merubah dunia? Tidaklah mungkin merubah dunia seorang diri. Cara terbaiknya ya merubah diri sendiri dulu agar bisa mengubah keluarga dan kota, lalu akan bisa mengubah negara dan pada akhirnya merubah dunia. Gituuuu...

Sayapun terinspirasi dari kisah tersebut, untuk merubah dunia dan isinya agar mau menjaga bumi saya mulai dari diri saya. Berikut ini lima langkah yang saya lakukan untuk menjaga bumi.

1. Menanam Pohon

Hal pertama yang saya lakukan adalah menanam pohon. Tanam aja bibitnya di pekarangan rumah dan dirawat hingga tumbuh besar. Meskipun nanti anak cucu kita yang menikmati rindangnya kan lumayan tuh. Teman-teman juga bisa gabung dengan gerakan menanam pohon yang banyak dilakukan oleh relawan lingkungan. Banyak kok di desa maupun kota.

Apalagi saya punya pekarangan yang cukup luas di belakang rumah. Sayang sekali jika tidak dimanfaatkan, bukan?

Ini tanaman saya di samping rumah, baru saya perbaraui setelah lama enggak terurus, hehehe

Tumbuhan adalah cara alami untuk memberikan kesejukan dan kerindangan. Jadi menurut saya penting banget nih tiap rumah menanam pohon atau minimal punya bunga atau tanaman kecil di pekarangan ya. Apakah teman-teman sudah menanam pohon untuk menjaga bumi?

2. Mengelola Sampah di rumah


Langkah kedua untuk menjaga bumi adalah mengelola sampah di rumah. Jika sebelumnya saya mencampur semua sampah untuk kemudian saya serahkan kepada tukan sampah, sekarang saya memilahnya terlebih dulu.


berbekal karung, tanah, dan sampah organik saya membuat pupuk kompos dengan metode takakura

Jadi saya memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik saya olah menjadi kompos sedangkan sampah anorganik saya kumpulkan. Rencananya sih saya mau buka bank sampah dan sudah mulai mencari informasi ke Bank Sampah Malang. Doain ya teman-teman.

3. Membuang Sampah pada Tempatnya


Kayaknya nih membuang sampah pada tempatnya dianggap remeh ya? Lah buktinya masih banyak orang membuang sampah tidak pada tempatnya. Banyak juga orang tua yang membiarkan anaknya melempar bungkus permen atau kue dimana saja. Udah pura-pura enggak tahu gitu, hadeeeh.

Banyak sampah berserakan di car free day Malang dan tong sampahnya perlu perbaikan  😁

Oleh karenanya membuang sampah pada tempatnya juga menjadi perhatian saya untuk menjaga bumi. Sejak anak-anak masih kecil saya kenalkan mereka pada tempat sampah, bahwa membuang sampah ya di tempat sampah. Hingga akhirnya ketika berada di luar rumah mereka akan mencari tempat sampah, atau menyimpan sampahnya sampai di rumah jika tidak menemukannya. Persis seperti kebiasaan saya.

Sejak dini anak-anak sudah saya kenalkan tempat sampah sehingga dimanapun mereka berada akan membuang sampah pada tempatnya

Anak-anak juga saya kenalkan dengan sampah organik dan anorganik sehingga mereka juga bisa memilahnya dan meletakkan sampah di tempat yang tepat.

4. Hemat Listrik 


Tanpa kita sadari penggunaan listrik yang berlebihan  bisa mengancam bumi loh. Kenapa bisa begitu? Mungkin banyak yang belum tahu kalau listrik menggunakan bahan bakar fosil yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Iya, jadi panas bumi yang terus meningkat ini karena penggunaan listrik yang berlebihan. Duh, semoga anak dan cucu saya nanti enggak kehabisan bahan bakar ya.

Apalagi sekarang kita sangat bergantung pada listrik, ya kan? Listrik mati 12 jam aja udah jadi trending topic, wkwkwk. Makanya penting banget menghemat listrik bukan karena tarifnya mahal tapi lebih pada menjaga bumi demi kepentingan bersama.

5. Mengurangi Penggunaan Plastik


Bisa gak ya mengurangi plastik? Apalagi semua pedagang di pasar (terutama pasar di daerah saya) memakai plastik untuk membukus barang. Duh, serem banget kalau melihat plastik ada dimana-mana dan enggak ada harganya loh. Pengguna plastik enggak mau tahu dampaknya yang penting berguna bagi mereka. Huhuhu

Bertemu relawan yang kampanye tentang pengurangan sampah plastik


Melihat fenomena tersebut saya mulai deh dari diri saya sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik. Gimana caranya? Belanja bawa tas dan wadah, atau plastik bekas yang masih ada di rumah. Jadi plastik yang ada di rumah saya gunakan lagi untuk belanja dan enggak saya buang kecuali bekas ikan. Oiya, untuk belanja ikan atau tahu saya pakai wadah lho.

Selain itu saya mulai mengurangi penggunaan sedotan. Kalau ke warung atau kafe saya tolak tuh sedotan, saya kasihkan pelayannya aja sebelum saya pakai. Di rumah saya juga enggak pakai sedotan karena masih enak minum langsung pakai mulut, hihihi. Kebetulan saya juga punya 2 sedotan stainlees steel dan biasanya dipakai anak-anak.

Miris banget lihat ikan-ikan di pantai yang terdampar dan di perutnya banyak sedotan dan aneka plastik, huhuhu. Ingat-ingat itu aja deh kalau mau pakai plastik termasuk sedotan.

Nah, dari kelima langkah yang sudah saya lakukan apakah teman-teman juga sudah melakukannya? Sharing yuk di kolom komentar bagaimana cara kalian menjaga bumi?


Sumber:
https://www.wwf.or.id

Post a Comment

9 Comments

  1. Miris banget lihat banyak yang buang sampah sembarangan, apalagi di jalan Ray's.

    ReplyDelete
  2. Wahhhh sudah saya lakukan semuaaa nya kecuali yang nomer satu belum banyak :(, baru nanem kangkung aja belum jadi pohon

    ReplyDelete
  3. Waduuh.. Apa yaa.. Yang aku masih kurang konsisten itu mengurangi penggunaan plastik. Maunya sedikiiiit mungkin, tapi kok masih sering tergoda mudah say yes to plastik.
    Eh, ide bagus bgt sih mba' : Rubbish Free Day.
    Jadi pengen menerapkannya jadi salah satu program sekolah. Ehmm bisa tidak yaa

    ReplyDelete
  4. Inshaallah terus berproses sejak mulai kecil menanamkan paling tidak untuk diri sendiri dan keluarga mbakkuh

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah beberapa hal yang disebutkan sudah saya lakukan. Yang belum itu, memisahkan sampah organik dan anorganik, hehehe. Nanti deh saya coba, makasih sharingnya Mbak.

    ReplyDelete
  6. Gemes saya liat orang yg buang sampah seenaknya. Apalagi ngeliat orang yg buka jendela mobil di jalan & brool...ngelempar sampah keluar...uuukh...pengen nabok rasamya...Mari selamatkan bumi

    ReplyDelete
  7. Yuni sering ditegur sama sahabat yuni sendiri, malah sampai dimarahi segala perkara sampah ini. Dia bilang kalau tidak ada tempat sampah, kamu kantongi dulu sampah itu, bawa kemana - mana sampai kamu nemu tempat sampah. Begitu katanya.

    Terus masalah air kemasan juga, dia suka ngomel. Mending kamu bawa minum dari rumah saja. Tidak usah beli.

    Yah, sahabat saya memang segetol itu mengingatkan saya mengenai sampah. Dampak positifnya saya jadi suka merasa tidak enak sendiri jika membuang sampah sembarangan. Keseringan sampah - sampah itu saya bawa kemana - mana dulu bahkan sampai ke tempat tinggal jika memang tidak menemukan tempat sampah.

    Hehehe

    ReplyDelete
  8. Mengurangi plastik yang belum optimal saya, Mbak. Banyak barang yang saya beli masih pakai kemasan plastik. Terus kadang juga lupa bawa tas belanja sendiri. Jadi deh dapat plastik lagi. Lalu mengelola sampah juga belum nih..
    Duh, PR banyak nih buat ikutan menjaga bumi.

    ReplyDelete