Saya seorang ibu dari
anak berusia tiga tahun ketika memutuskan untuk hamil lagi. Saya dan suami
telah berembug kiranya si sulung telah siap untuk diberi seorang adik untuk
menemaninya bermain. Lagipula putriku bukan anak yang manja dan tampak tertarik
pada anak kecil.
Akhirnya saya hamil anak
kedua, bahagia tak terkira sebab tak jauh dari perencanaan bisa hamil. Tak
seperti kehamilan anak pertama, saat hamil kedua ini banyak keluhan yang
kurasakan. Mual dan muntah hebat mulai usia kandungan 3 hingga 6 bulan. Rasa takut
pun muncul tatkala setiap makanan yang masuk selalu kumuntahkan, mencium aroma
masakan saya muntah, badan lemas dan tak bersemangat.
Sebagai ibu, tentunya
saya mendambakan bayi yang sehat. Rasa takut muncul saat kubaca bahwa usia
kehamilan trimester pertama sangat rawan sehingga ibu hamil tidak boleh sakit. Bagaimana jika bayiku kurang nutrisi karena kurangnya asupan
makanan dari ibunya?
Kok bisa khawatir gitu?
Padahal udah pernah hamil kan?
Iya sih, tapi yang kedua
ini beda dengan hamil anak pertama. Pas hamil anak pertama doyan banget makan.
Apapun bisa masuk, istilah jawanya “Ngebo” alias kayak kebo, makan dan tidur
aja. Hahaha.
Apakah mual dan muntah ini termasuk mitos untuk ibu hamil?
Mual dan Muntah Tak
Dapat Dihindari Ibu Hamil
Saat belum menikah,
seringkali saya mendengar kabar jika ibu hamil tidak bisa menghindari mual dan
muntah. Ah, itu sih cuma mitos. Buktinya saat hamil anak pertama saya tidak
mual dan muntah sama sekali. Bahkan karena gak tahu kalau hamil, saya ikut donor
darah yang menyebabkan kurang darah. Untung begitu telat datang bulan, langsung
periksa ke dokter dan tahu kalau hamil.
Bayi Kurang Gizi Jika
Ibu Hamil Sering Muntah
Logis juga ya jika
setiap makanan dimuntahkan, maka gizi tidak bisa diserap buah hati di
kandungan. Tapi alhamdulillah meskipun mual dan muntah selama enam bulan,
bayiku lahir dengan selamat tak kurang suatu apapun. Saya pikir, mual dan
muntah malah bisa melindungi bayi saat pembentukan organ berlangsung.
![]() |
Aira, anak kedua saya lahir dengan selamat dan sehat |
Mual dan Muntah pada Ibu
Hamil karena Stress
Bisa jadi mual pada ibu
hamil dikarenakan oleh tingkat stress yang terlalu tinggi. Terlepas dari
penyebabnya, stress bisa meningkatkan produksi asam lambung dan membuat ibu
mual. Namun, saya tidak stress dan mual masih tetap terasa. Sehingga saya
simpulkan, tingkat stress tidak terlalu berpengaruh pada mual dan muntah.
Mual dan muntah yang
saya rasakan bisa jadi berbeda dengan ibu hamil lainnya. Karena setiap orang
berbeda-beda keluhan saat hamil. Jadi, jika saya bisa menghindari mitos seputar
mual dan muntah, belum tentu orang lain bisa. Namun, ada lima tips yang dapat
kubagikan kepada setiap ibu hamil, untuk mengatasi rasa mual dan muntah yang
berlebih.
1. Bermalas-malasan
sejenak
Semua wanita yang pernah
mual saat hamil, biasanya akan merasakan ingin muntah saat bangun tidur dan
harus segera beranjak dari kasur. Uuhh, pusing dan mual kan? Kalau udah begitu
jadi malas beraktivitas.
Nah, untuk mengatasinya,
saya bermalas-malasan dulu di tempat tidur. Tidak segera beranjak dari kasur.
Biasanya saya juga menyiapkan air putih hangat dan cemilan buah disamping
tempat tidur. Berjaga-jaga jika bangun tidur dan mual menyergapku.
Jika mual sudah mereda,
barulah saya beranjak dari tempat tidur untuk beraktivitas. Memang tidak mudah
ya bunda, apalagi saat hamil memiliki anak berusia tiga tahun. Bisa dibayangkan
betapa repotnya. Iya kalau pak suami cool and calm kayak suamiku, kalau
enggak? #ecieeh…
2. Ngemil Buah
![]() |
Selalu bawa buah ke kantor |
Tenang ibu-ibu, saya
punya solusinya. Dulu, saat mual pas hamil muda saya suka bawa buah ke kantor.
Buah kaya vitamin dan mineral, so pasti aman untuk ibu hamil. Karena kaya
vitamin, kuusahakan makan buah setiap hari sebagai pengganti asupan vitamin
dari makanan yang seringkali kumuntahkan. Apalagi jika buahnya dalam kondisi
dingin, beuh, seger banget. Tapi saya suka bawa buah yang berair dan sedikit
beraroma.
Jangan takut dibilang
pelit saat harus membawa buah yang terbatas dan gak bisa mengajak teman kantor
untuk menikmatinya bersama. Sabar. Mereka pasti tahu kalau ibu hamil butuh
banyak vitamin. Misalnya stok buah di rumah banyak, saya bawa semua untuk
dinikmati bersama teman-teman di kantor. Kebersamaan itu indah kok.
3. Makan Sesuka Hati
Bukan berarti apa aja
yang kuinginkan akan kumakan, karena belum tentu yang masuk ke mulut bisa
bertahan lama di perut. Maksudku makan sesuka hati adalah menyesuaikan hati
aja. Saat ingin makan di warung, ya saya pergi ke warung. Tanpa berpikir
sedikitpun apakah makanan mengandung MSG ataukah dimasak secara higienis. Hanya
satu yang kupikirkan, makanan tersebut masuk ke perut dengan selamat.
Bahkan pernah selama
hampir 3 bulan saya makan rujak uleg setiap malam, ketika sejak pagi sampai
sore hampir semua makanan kumuntahkan. Gak perih tiap malam makan rujak? Gak
diare karena kebanyakan petis? Enggak tuh, emang benar kata orang, hamil itu penuh
keajaiban. Heuu…
Ada yang menyarankan
untuk makan sedikit tapi sering. Tapi tetap saja makanan yang sedikit
akan kumuntahkan jika perut menolak, entahlah, saya juga gak tahu penyebabnya.
Ada juga yang bilang hindari makanan berlemak, ah teori, buktinya saya suka
makan gule atau sayur lodeh, asal hatiku senang dan ingin. Pokoknya makan
sesuka hati, maka akan sukses tertelan dan bertahan lama di perut.
4. Konsumsi Vitamin
Kalau ini wajib ya, Bu!
Sejak merasakan mual dan muntah saya segera periksa ke bidan dan mendapat
vitamin B6. Saya gak ingin terjadi apa-apa dengan bayi yang kukandung. Meskipun
mual dan muntah setiap hari, vitamin juga tak pernah absen dari jadwalnya.
Setiap pagi dan malam. Selain vitamin B6 dari bidan, saya juga mengonsumsi
omega squa karena benar-benar takut ada apa-apa. Ternyata nih, setelah minum
vitamin mual bisa berkurang. Kira-kira hal itu juga berlaku pada ibu hamil lain
apa tidak? Entahlah, saya belum survey. Heuu…
Stress ternyata bisa
mempengaruhi psikologis ibu hamil lho. Gak percaya? Buktikan deh, tapi hamil
dulu ya! Hehehe. Lalu bagaimana biar ibu hamil tidak terlalu stress, terutama
menghadapi perubahan saat hamil muda? Berikut tips yang pernah kulakukan.
Istirahat cukup selalu
kulakkan setiap hari, saya tidak pernah memforsir kegiatan sehari-hari hingga
akhirnya membuat stress.
Selalu berpikiran
positif juga dapat mengurangi stress. Pikiran negatif akan menambah beban hidup
dan ion negatif yang muncul bakalan membuat stress, jadii… saat hamil
kuusahakan untuk selalu berpikiran positif.
Melakukan hal yang
menyenangkan sangat penting untuk ibu hamil, selain menghilangkan stress juga
untuk menghibur bayi yang ada di dalam kandungan. Jangan dikira jika ibu sedih
maka bayi bisa bahagia. Oleh karenanya, ibu hamil harus selalu bahagia dengan
melakukan hal yang menyenangkan. Sehingga bayi juga ikut senang.
Rasanya seperti ada
connector antara pikiran ibu hamil dan bayi di kandungan. Saat saya sedih, sang
bayi gelisah dan saat hatiku senang dia bergerak dengan tenang. Oh iya, melakukan
hal yang menyenangkan dapat berupa hobi, kalau saya sih suka nonton drama korea
yang lucu-lucu, traveling bersama anak dan suami, juga mendengarkan musik
klasik.
Jadi, sehat tidaknya
bayi dalam kandungan, ibu lah yang dapat menjaganya, siapa lagi?
Menjaga bayi agar tetap
sehat sejak dalam kandungan adalah sebuah investasi yang tak ternilai demi
kebahagiaan anak di masa yang akan datang.
6 Comments
Anak pertama saya Hyperemesis mbak, muntah berlebih sampai opname 2 kali, sukses lombanya yaa
ReplyDeleteterima kasih telah berkunjung mbak prima. Wah, sampai opname ya mbak? Berarti saya gak ada apa-apanya ya. hehe
ReplyDeleteAmiin, gud luck juga mbak prima
Bener banget Mbak, Bumil gak boleh stress, harus happy dan gak punya hutang biar kehamilannya menyenangkan hehe
ReplyDeletesaya suka staement yg terakhir, "gak punya hutang" ehehehe, kayaknya wajib tuh karena hutang bikin gak tenang
DeleteTerima kasih kunjungannya
Dua kali mengalami kehamilan, alhamdulillah saya hanya sesekali aja mual, ga sampai muntah.
ReplyDeletealhamdulillah banget ya mbak, jadi lebih nikmat hamilnya, hehe...
Deletemakasih telah berkunjung